Mampukah Kawasaki ZX250R 4 Cylinder Menggeser Dominasi Moge di atas 400cc ?

Bicara sepeda motor dengan basis mesin 4 Silinder, rasanya bukan hal yang baru lagi karena di tahun 80-90 an hampir semua pabrikan seperti Honda, Yamaha, Kawasaki dan Suzuki menjual produk entri levelnya di kubikasi 250cc.

Ini menjadi hal yang menarik perhatian, ketika di tahun 2020 setelah beberapa tahun kebelakang dengan alasan efisiensi material dan cost produksi mesin 250cc rata rata hanya di jejali dengan pembakaran 2 silinder justru Kawasaki melakukan gebrakan baru dengan merilis Kawasaki ZX25R yang kembali menggunakan mesin 4 silinder.

Perkembangan otomotif di Indonesia sendiri memang banyak mengalami kemajuan, beberapa ATM telah membuka keran impor motor besar, sehingga saat ini di setiap event pameran otomotif maupun di jalan raya sering kita saksikan banyak berseliweran moge dengan berbagai merk, dan tentunya dari sisi perijinan legalitasnya menjadi lebih tertib.

PT. Kawasaki Motor Indonesia, selama ini selalu konsisten dengan segmen motor sportnya. Varian produknya juga cukup dikenal masyarakat luas khususnya pecinta motorsport, sebut saja ninja/ZX series 250 s/d 1.400cc atau streetfighter dari Z250 s/d Z1.000 dan Versys250 s/d Versys 1.000. Eksistensinya sudah tidak diragukan lagi.

Namun bagi konsumen yang ingin merasakan sensasi mesin 4 silindernya, Kawasaki hanya menyediakan di type kubikasi 800cc ke atas. Tentu ini akan berdampak pada harga dan pajak yang semakin mahal di Indonesia, karena keinginan memiliki moge di indonesia ini banyak yang harus kandas karena pajak yang berlapis.

Terobosan Kawasaki dengan model ZX25R MY2020 setidaknya dapat menjadi pelepas dahaga bagi pencinta sepeda motor di Indonesia. Pertama dari kubikasi motor yang 250cc setidaknya masih masuk di range motor masal untuk harian, sehingga di harapkan dari sisi pajaknya dapat lebih terjangkau oleh masyarakat luas. Kedua dari sisi produk dan fitur, kehadiran ZX25R 4 Silinder tentu memiliki aura seperti moge-moge di atas 400cc dengan mesin 4 silinder. Baik cita rasa premiumnya maupun dari performance dan handlingnya.

Sebagian masyarakat pecinta motorsport di Indonesia tentu sudah tak sabar menantikan kehadiran motor ini. Bahkan saya memprediksi jika PT.KMI dapat memberikan harga yang lebih terjangkau, ZX25R pasti akan di respon oleh masyarakat seperti pada waktu PT. KMI merilis Ninja 250. Lalu bagaimana dengan nasib moge di atas 400cc ? bisa jadi konsumen motor besar di atas 400cc akan beralih memilih tipe ini atau justru membeli motor ini untuk daily use.

Yamaha Rilis Nmax Series MY2020

PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing merilis Yamaha Nmax terbaru MY2020, motor dengan beragam fitur ini akan semakin meramaikan segmen skutik besar dengan kubikasi mesin di sekitar 150cc.

Seperti kita ketahui saat ini ada dua pabrikan besar di Indonesia yang konsen dengan produk skutik besar menggunakan kubikasi mesin 150cc, yaitu PT. Astra Honda Motor (AHM) dengan Produknya Honda PCX, Honda ADV150 dan Vario 150, kemudian PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) dengan produknya Nmax 155, dan Aerox 155. Sebenarnya masih ada pabrikan lain seperti Sym dan Benelli yang memiliki produk dengan kubikasi 150 hingga 250 namun pangsa pasarnya masih terlalu kecil.

Kenapa sepeda motor jenis skuter besar ini semakin di minati masyarakat luas ? Hal ini karena mampu memberikan jawaban akan kebutuhan alat transportasi keluarga yang cukup nyaman, irit dan memiliki ketahanan yang lebih tinggi jika terpaksa harus menempuh jarak yang cukup jauh.

Alasan ini juga menjadi latar belakang saya ketika meminang Yamaha Nmax generasi pertama di tahun 2015. PT.YIMM berhasil mendapatkan momen yang tepat untuk meluncurkan Yamaha Nmax dengan segala fiturnya yang saat itu sangat di tunggu-tunggu oleh masyarakat luas. Misalnya kelengkapan pengereman dengan disk break depan belakang, mesin injeksi, ban dengan tapak lebar, Headlamp LED, Tanki BBM yang besar dan tentu saja bagasi yang lega. Itu menjadi kunci utama yang akhirnya membawa kesuksesan Yamaha Nmax sebagai sepeda motor skutik besar dengan harga yang terjangkau.

5 Tahun sejak Yamaha Nmax di luncurkan, pola kebiasaan masyarakatpun nampak mulai berubah, awalnya masyarakat banyak memilih skutik dengan kubikasi dan body kecil, kini menjadi pemandangan yang biasa di jalan raya wanita belia hingga ibu rumah tangga mengendarai Yamaha Nmax sebagai alat tranportasi.

Yamaha Nmax yang telah mengalami penyegaran hingga generasi ke 3 ini menjadi all out karena keadaan pasar memang terus dan harus berkompetisi dengan produk-produk terbaru. Saya melihat tehnologi dari Xmax 250 beberpa di turunkan ke Nmax MY2020 ini seperti penggunaan tehnologi traction control untuk meminimalkan sliding jika terjadi perbedaan putaran roda depan dan belakang, plus dengan tehnologi CCU (Communication Control Unit) wireless yang mampu terkoneksi dengan smartphone yang dapat di optimalkan untuk memantau kondisi engine dan lokasi motor.

Saya pribadi lebih memberikan apresiasi pada sektor kenyamanan, misalnya untuk penggunaan Keyless ini tentu besar manfaatnya bagi pemilik Nmax, karena beberapa kejadian pencurian kendaraan sering menyasar pemilik sepeda motor dengan kunci konvesional. Kemudian upgrade tehnologi dengan Smart Motor Generator ini juga akan menambah halus mesin motor, walaupun menurut pendapat saya penggunaan tehnologi mesin dengan VVA masih berdampak pada suara mesin yang lebih kasar dan vibrasi mesin yang lebih terasa. Tetapi YIMM nampaknya juga telah mengantisipasi dengan membuat frame baru untuk Yamaha Nmax MY2020 ini.

Yamaha Nmax secara engine cukup powerful, bahkan tenaganya untuk jenis motor matik cukup besar, tidak heran teman-teman yang tergabung dalam club/komunitas Nmax merasa nyaman melakukan touring jauh karena memang mesin 155cc nya sangat mendukung. Peningkatan kompresi mesin pada type MY2020 tentu di harapkan juga akan memberikan durability yang baik dari type MY2015.

Dengan kehadiran Yamaha Nmax MY2020, masyarakat kini di berikan pilihan baru pada tehnologi yang lebih baru, sehingga kenyamanan dalam berkendara menjadi bagian sesuai dengan harapan konsumen.

200 Starter Siap Ramaikan Indonesia CBR Race Day 2019

Sebanyak 200 starter pecinta Honda CBR dari berbagai daerah bersiap untuk meramaikan seri ketiga Indonesia CBR Race Day 2019 yang digelar di Sentul International Circuit pada tanggal 6-8 Desember 2019. Kegiatan ini menjadi ajang bagi para pecinta kecepatan sepeda motor Honda untuk dapat merasakan sensasi kecepatan motornya di lintasan balap.

Mengusung tema “It’s Time for Total Control”, Indonesia CBR Day 2019 digelar PT Astra Honda Motor (AHM) bekerja sama dengan jaringan main dealernya dan Asosiasi Honda CBR (AHC). Pada gelaran ini, dibuka kelas baru yaitu Junior Exhibition khusus untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang berusia di bawah 16 tahun untuk merasakan performa tinggi Honda CBR series.

Continue reading “200 Starter Siap Ramaikan Indonesia CBR Race Day 2019”

Ilmu Baru Sales Honda di Akhir Tahun

Motivasi akhir tahun 2019, sebanyak 300 sales people Main Dealer sepeda motor Honda Jakarta Tangerang PT. Wahana Makmur Sejati (WMS) dapatkan ‘masukan’ positif untuk menjadi pribadi lebih baik pada tahun mendatang.

“Be An Excellent Honda Sales People’ jadi tema yang diangkat pada seminar akhir tahun di salah satu hotel milik Wahana Artha Group, Santika Kelapa Gading pada, Selasa (3/12) kemarin. Tidak sembarang peserta, Wahana memilih sales terbaik dari seluruh jaringan dealer Honda yang ada di Jakarta Tangerang. Acara rutin tahunan ini miliki tujuan persiapkan pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik demi memberikan layanan maksimal untuk konsumen Honda.

“ Peserta seminar akhir tahun ini dipilih yang terbaik dari beberapa sales force yang dimiliki setiap dealer jaringan Honda di Jakarta dan Tangerang,” jelas HCQD Wahana, Taryudin. Lebih lanjut dipaparkannya, kegiatan ini menjadi bagian penting untuk menumbuhkan semangat serta kemampuan jajaran paling utama penjualan sepeda motor Honda di Jakarta dan Tangerang.

Seminar kali ini diisi langsung oleh salah satu motivator terbaik di bidang penjualan, komunikasi dan marketing, Adriano Giovani. Dengan angkat beragam materi seminar seputar dunia maketing, seluruh peserta antusias ikuiti seminar demi dapatkan pengetahuan tambahan.  Seperti yang diakui oleh Ari, Sales dari Wahana Honda Gunung Sahari yang menyatakan senang dengan kegiatan ini. “ Sangat menarik, beragam ilmu atau teknik untuk digunakan baik dalam pekerjaan dan pribadi lengkap disajikan pada seminar akhir tahun ini,” ucapnya.

Resmikan Astra Honda Pranaraksa Center, AHM Tanam 1.000 Pohon Buah Langka

PT Astra Honda Motor (AHM) mewujudkan komitmennya dalam pelestarian lingkungan melalui peresmian Astra Honda Pranaraksa Center sekaligus memperkenalkan kegiatan perdananya, yaitu Program Konservasi Keanekaragaman Buah Langka Nusantara. Upaya konservasi ini diimplementasikan dengan melakukan penanaman sekaligus pemeliharaan 1.000 pohon buah langka asli Indonesia. 

General Manager Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin (kiri) yang didampingi Ketua KBA Cidadap Deden Syarif Hidayat (kiri kedua), dan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran & Kerusakan Linkungan DLH Kab. Bandung Barat Idad Sa’adudin melakukan penanaman pohon sempur yang merupakan salah satu buah langka yang ditanam di di Bukit Puter, Kampung Cidadap, Desa Padalarang, Kab. Bandung Barat (3/12)

Penanaman dan pemeliharaan pohon perdana dari Program Konservasi Keanekaragaman Buah Langka Nusantara dilakukan di Bukit Puter, Kampung Cidadap, Desa Padalarang, Kab. Bandung Barat pada Selasa (3/12). Tempat ini dipilih karena kondisi lahan yang tandus sehingga memerlukan upaya reboisasi. Selain itu, lokasi Bukit Puter berdekatan dengan Kampung Berseri Astra (KBA) Cidadap yang telah dibina AHM sejak tahun 2017, sehingga kegiatan konservasi ini diharapkan dapat bekerjasama dan memberdayakan masyarakat lokal dalam proses penanaman dan perawatannya. 

Continue reading “Resmikan Astra Honda Pranaraksa Center, AHM Tanam 1.000 Pohon Buah Langka”

Menikmati Indahnya Kota Dieng Wonosobo, rangkaian Trip day HBD 2019 part #04

Berkunjung ke kota Wonosobo khususnya Dieng memang selalu menarik, saya sendiri meskipun beberapa kali berkunjung ke Dieng tetap saja penasaran dengan suasana dan keindahannya. Kota kecil Dieng yang sering mendapat julukan negeri di atas awan. Kota ini memang sarat dengan panorama indah, khususnya gugusan pegunungan yang memagari kota berhawa dingin ini. Dieng berada di kota Wonosobo, kota yang terkenal dengan agro wisatanya. Dikota ini banyak terhampar perkebunan kentang dan sayuran yang di distribusikan di kota kota besar di Indonesia. Di kota Wonosobo juga terdapat pabrik Teh Tambi yang kualitasnya bertaraf internasional.

Saya dan teman teman blogger dan blogger ketika masuk kekota ini langsung di sambut dengan menu khas Wonosobo, yaitu sajian mie Ongklok dan sate buntel di salah satu warung Mie Ongklok Pak Muhadi yang cukup terkenal di kawasan Wonosobo. Mie onglok sebenarnya mirip mie jawa khas Jogja, hanya penyajiannya di tambah dengan sate  sehingga sajiannya menjadi lebih nikmat apalagi di santap hangat hangat. Kedai Mie Ongklok dan Sate “Pak Muhadi” yang berlokasi di Jalan A. Yani No. 1 Wonosobo, biasanya jam 8 malam sudah habis, jadi jika ingin mampir ke sini harus mengatur waktu yang pas atau janjian terlebih dahulu dengan pemilik warung.

Bermalam di kota Dieng memang sedikit unit, disini hanya tersedia home stay atau hostel, jadi jangan berharap ketemu hotel berbintang. Tapi justru di sinilah asiknya, kita bisa nongkrong bareng sambil membuat kopi di dapur atau menikmati wedang ronde di halaman depan sambil menikmati suhu dingin 14 derajat.

Tetapi kita juga perlu mengatur tenaga  dan waktu tidur, karena ke Dieng tanpa berburu sunrise di puncak Sikunir akan terasa kurang lengkap. Jadi usahakan tidur lebih awal karena pukul 3.30 pengunjung kota dieng sudah mulai berebutan untuk mendaki bukit Sikunir yang memiliki ketinggian sekitar 900 meter dengan kemiringan rata rata 45 derajat.

Berada pada ketinggian 2.200 mdpl, Bukit Sikunir memang dikenal sebagai tempat untuk berburu sunrise. Dinamakan Sikunir karena warna sinar Matahari yang kekuningan seperti kunir. Kunir dalam bahasa Jawa artinya kunyit.

Namun sedikit disayangkan cuaca kemarin waktu di puncak Sikunir sedikit mendung dan gerimis sejak sore, sehingga teman teman tidak mendapatkan golden sunrise dengan sempurna.

Ini berbeda dengan suasana pada waktu kita mendaki di Batu Pandang ratapan Angin yang lokasinya tidak jauh dari Bukit Sikunir. Khusus Batu Pandang Ratapan Angin, obyek wisata ini seolah memang menjadi salah satu tujuan yang tidak boleh dilewatkan pengunjung saat liburan ke Dieng. Hal itu tidak lain karena pemandangan indah yang tersaji di sana.

Kita bisa melihat Telaga warna dari ketinggian tebing batu Ratapan Angin, dengan latar belakang Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Satu keunikan panorama kedua telaga tersebut adalah warna airnya yang berbeda, meski bersebelahan. Telaga Warna cenderung lebih hijau, sementara Telaga Pengilon airnya terlihat lebih jernih. Kedua telaga itu hanya dipisahkan oleh daratan kecil yang hanya terlihat di musim kemarau. Sementara saat musim penghujan, daratan kecil itu akan terendam air sehingga kedua telaga akan tampak menyatu. Keunikan lain dari Telaga Warna adalah warna airnya yang kerap berubah. Terkadang warna airnya hijau, tetapi airnya bisa saja berubah menjadi kuning atau malah berwarna-warni seperti pelangi.

Dan satu lagi yang sebaiknya jangan di lewatkan ketika berkunjung ke Dieng adalah melihat peninggalan sejarah yaitu situs Candi Arjuna. Terletak pada ketinggian 2093 meter diatas permukaan laut (mdpl), Candi Arjuna menyajikan pesona lansekap dataran tinggi Dieng yang berpadu dengan mahakarya agung peninggalan peradaban Kerajaan Mataram Kuno. Deretan lekuk perbukitan yang menawan serta hamparan kabut khas dataran tinggi menjadi pelengkap bagi para pejalan yang singgah ke komplek Candi Arjuna.

Berdasarkan catatan sejarah, Kompleks Candi Arjuna merupakan candi tertua di tanah Jawa. Diperkirakan kompleks candi ini dibangun pada awal abad ke-9 Masehi. Hal ini diperkuat dengan bukti penemuan sebuah prasasti dengan aksara jawa kuno pada sekitar tahun 731 Caka (tahun 809 masehi) dan menjadi prasasti tertua yang disimpan di Galeri Museum Nasional, Jakarta.

Tidak sulit untuk menemukan lokasi kompleks Candi Arjuna yang secara geografis berada di dekat garis perbatasan wilayah Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Plang penujuk jalan menuju Kompleks Candi Arjuna pun banyak terlihat di setiap sisi jalan di kawasan dataran tinggi Dieng untuk memandu para wisatawan yang hendak berkunjung ke kompleks candi peninggalan era Dinasti Sanjaya ini.

Di Kompleks Candi Arjuna ini terdapat lima bangunan candi yang berjajar lurus dari sisi utara ke selatan. Deretan candi-candi tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Rata-rata ketinggian candi yang ada di kompleks Candi Arjuna ini hanya setinggi empat hingga lima meter saja. Di sekeliling candi terdapat jalur bebatuan kerikil yang difungsikan sebagai jalur bagi umat Hindu yang sedang bersembahyang untuk berkeliling mengitari candi.

Menurut catatan sejarah, Kompleks Candi Arjuna di Dataran Tinggi Dieng ini pertama kali ditemukan oleh seorang tentara Inggris pada tahun 1814. Pada waktu pertama kali ditemukan, kondisi Kompleks Candi Arjuna tengah dalam keadaan terendam air telaga. Kemudian upaya penyelamatan kompleks bangunan candi pun dilakukan dibawah pimpinan H.C. Cornelius sekitar 40 tahun pasca penemuan. Proses penyelamatan lalu dilanjutkan dibawah pimpinan seorang tentara Belanda bernama Van Kinsbergen pada masa kolonial Hindia Belanda.

Crosser Astra Honda Juara Nasional Motocross MX2 2019

Crosser muda binaan Astra Honda Racing Team (AHRT) Delvintor Alfarizi berhasil menyelesaikan jalannya balapan motocross di Kejuaraan Nasional Motocross 2019 dengan sempurna setelah berhasil meraih gelar Juara Nasional di kelas MX2 2019.

Crosser AHRT, Delvintor Alfarizi berhasil meraih podium pertama pada race pertama Kejurnas Motocross kelas MX2 2019

Delvintor atau pemuda yang akrab disapa Adel berhasil finish pada podium pertama di race pertama dan kedua putaran final Kejuaraan Nasional Motocross 2019 yang digelar di Sirkuit HSP2, Jogja Education Park, Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta (1/12). Dengan total perolehan 243 poin, Adel unggul 20 poin dari pesaing terdekatnya.

Pada race pertama, Adel sempat berada pada urutan ke-12 setelah keluar dari hole shoot (R1). Menghadapi sirkuit dengan model stop and go menjadikan jalannya balapan cukup sulit bagi rider di kelas MX2 untuk dapat menyalip para pebalap di kelas MX1 yang balapannya digelar bersamaan. Adel berupaya untuk bermain dengan sangat hati-hati menggunakan Honda CRF250R agar mampu menjaga poin hingga akhir balapan. Adel berhasil finish di urutan kedua tepat di belakang pebalap kelas MX1, sehingga mengantarkannya menjadi jawara pertama di kelas MX2.

Continue reading “Crosser Astra Honda Juara Nasional Motocross MX2 2019”